Aspal yang diproduksi oleh tanaman pencampuran aspal terutama dibagi menjadi tiga jenis, yaitu aspal tar batubara, aspal minyak bumi dan aspal alami.

Aspal tar batubara adalah produk sampingan dari kokas, yaitu zat hitam yang tersisa setelah distilasi tar. Perbedaan antara zat ini dan tar halus hanya dalam sifat fisik, dan tidak ada batasan yang jelas dalam aspek lain. Aspal tar batubara mengandung zat -zat seperti fenantrena dan piren yang sulit diuapkan. Zat -zat ini beracun. Karena kandungan bahan -bahan ini berbeda, sifat -sifat aspal tar batubara juga akan berbeda. Selain itu, produsen pabrik pencampuran aspal memberi tahu pengguna bahwa perubahan suhu memiliki dampak besar pada aspal tar batubara. Substansi ini lebih rapuh di musim dingin dan lebih mudah dilunakkan di musim panas.
Aspal minyak bumi mengacu pada residu setelah distilasi minyak mentah. Secara umum, tergantung pada tingkat pemurnian, aspal minyak akan berada dalam keadaan cair, semi-padat atau padat pada suhu kamar. Aspal alami disimpan di bawah tanah, dan beberapa juga dapat membentuk lapisan mineral atau menumpuk di permukaan kerak bumi. Aspal alami umumnya bebas dari zat beracun karena secara alami diuapkan dan teroksidasi.