Selama pengoperasian pabrik pencampuran aspal, kualitas konstruksi akhir dari pabrik pencampuran ditentukan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan tingkat mutu campuran, dan suhu campuran merupakan salah satu standar sertifikasi mutu campuran. Dengan kata lain, jika dapat diubah menjadi sampah maka akan menimbulkan sampah tercampur dan tidak dapat memenuhi syarat penggunaan saja.
Oleh karena itu, produksi normal dan pembuatan stasiun pencampuran aspal harus mempertimbangkan pengendalian suhu campuran secara efektif. Bagaimana kualitas bensin dan solar mempengaruhi suhu campuran secara langsung. Misalnya kualitas bensin dan solar lemah, panas rendah, dan penyalaan tidak mencukupi, maka akan menyebabkan pemanasan tidak stabil, suhu rendah, dan banyak residu setelah penyalaan, yang akan merusak kualitas mesin. campuran. Jika viskositasnya besar juga akan menyebabkan kesulitan dalam penyalaan dan pengontrolan suhu.
Selain kedua faktor di atas, kadar air bahan baku juga menjadi faktor utama yang tidak bisa diabaikan. Jika kadar air bahan baku tinggi maka akan sulit juga mengontrol suhu selama proses produksi pabrik pencampur aspal. Selain itu, teknologi sistem pengapian, tekanan kerja pompa bahan bakar bensin dan solar serta besar kecilnya sudut penyalaan akan berpengaruh langsung terhadap temperatur campuran. Jika perangkat lunak sistem pengapian rusak, bocor, atau tersumbat, karakteristik pengoperasian sistem akan berkurang.
Dan jika jumlah oli yang diberikan tidak stabil, hal ini juga akan berdampak langsung pada tingkat pengendalian suhu lingkungan. Walaupun telah diproduksi beberapa alat pencampur dengan fungsi pengatur suhu otomatis, namun masih melalui proses yang panjang mulai dari pendeteksian suhu hingga penambahan dan pengurangan nyala api untuk mengatur suhu, sehingga akan terjadi efek lag yang menjadi masalah pada pencampuran aspal. Masih ada bahaya tertentu dalam pekerjaan produksi stasiun.
Oleh karena itu, selama proses produksi seluruh pabrik pencampuran aspal, kita harus memprediksi hasilnya terlebih dahulu, dan memberikan perhatian khusus untuk mengamati status produksi seluruh sistem untuk mengontrol suhu secara efektif, sehingga mengurangi atau menghindari pemborosan.