Proses produksi pengemulsi aspal cair
Proses produksinya meliputi: suhu pemanasan aspal dan larutan sabun, penyesuaian nilai pH larutan sabun, dan pengendalian laju aliran setiap pipa selama produksi.
(1) Suhu pemanasan larutan aspal dan sabun
Aspal perlu memiliki suhu tinggi untuk mencapai kondisi aliran yang baik. Pelarutan pengemulsi dalam air, peningkatan aktivitas larutan sabun pengemulsi, dan penurunan tegangan antar muka aspal air memerlukan larutan sabun pada suhu tertentu. Pada saat yang sama, suhu aspal emulsi setelah produksi tidak boleh lebih tinggi dari 100℃, jika tidak maka akan menyebabkan air mendidih. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, suhu pemanasan aspal dipilih 120~140℃, suhu larutan sabun adalah 55~75℃, dan suhu keluar aspal emulsi tidak lebih tinggi dari 85℃.
(2) Penyesuaian nilai pH larutan sabun
Pengemulsi itu sendiri memiliki keasaman dan alkalinitas tertentu karena struktur kimianya. Pengemulsi ionik larut dalam air untuk membentuk larutan sabun. Nilai pH mempengaruhi aktivitas pengemulsi. Menyesuaikan dengan nilai pH yang sesuai akan meningkatkan aktivitas larutan sabun. Beberapa pengemulsi tidak dapat dilarutkan tanpa menyesuaikan nilai pH larutan sabun. Keasaman meningkatkan aktivitas pengemulsi kationik, alkalinitas meningkatkan aktivitas pengemulsi anionik, dan aktivitas pengemulsi nonionik tidak ada hubungannya dengan nilai pH. Saat menggunakan pengemulsi, nilai pH harus disesuaikan sesuai dengan instruksi spesifik produk. Asam dan basa yang umum digunakan adalah: asam klorida, asam nitrat, asam format, asam asetat, natrium hidroksida, soda abu, dan gelas air.
(3) Pengendalian aliran pipa
Aliran pipa larutan aspal dan sabun menentukan kandungan aspal dalam produk aspal yang diemulsi. Setelah peralatan emulsifikasi diperbaiki, volume produksi pada dasarnya tetap. Aliran setiap pipa harus dihitung dan disesuaikan dengan jenis aspal emulsi yang dihasilkan. Perlu dicatat bahwa jumlah aliran setiap pipa harus sama dengan volume produksi aspal emulsi.